![]() |
PKD IV PMII Komisariat UINSI Samarinda: Membangun Kesadaran Kader Mujahid yang Berintegritas serta Progresif dalam Mengaktualisasikan Nilai PMII/Foto: Aktivis Autentik |
Kegiatan ini berlangsung di Pondok Pesantren Al Mujahidah Nahdlatun Wathan, Bantuas, dengan mengusung tema “Melahirkan Kesadaran Kader Mujahid yang Berintegritas serta Progresif dalam Mengaktualisasikan Nilai-Nilai PMII”, Ahad (09/02/2025).
PKD adalah akronim dari Pelatihan Kader Dasar, yang merupakan pengkaderan formal tingkat kedua di PMII pasca Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA). Sebagai tahap lanjutan, PKD bertujuan membentuk kader PMII berkualitas mujahid (pejuang) yang ideologis, loyal, militan, serta memiliki komitmen dan integritas terhadap nilai-nilai PMII.
Oleh karena itu, pemahaman dan doktrinasi nilai-nilai PMII secara umum sudah tuntas, sehingga output dari PKD ini adalah kader yang berkomitmen dan siap mengemban tugas organisasi dengan bekal keterampilan, pengetahuan teoritik, serta pemahaman tinggi akan Ahlussunnah wal Jamaah dan Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII. Kader-kader ini diharapkan menjadi penggerak utama bagi keberlangsungan organisasi dan kepentingan gerakan PMII.
Proses Kaderisasi yang Ketat dan Berkualitas
PKD ke-IV ini diikuti oleh puluhan peserta yang berasal dari berbagai latar belakang akademik dan organisasi, namun hanya 13 orang yang dinyatakan lulus dan sah menjadi Kader Mujahid PMII setelah melewati serangkaian materi serta uji kompetensi yang ketat. Para peserta tidak hanya dibekali dengan pemahaman mendalam tentang Aswaja An-Nahdliyah dan Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII, tetapi juga dilatih dalam aspek kepemimpinan, advokasi sosial, serta strategi gerakan dalam menghadapi dinamika sosial-politik yang semakin kompleks. Untuk menunjang persiapan kader, Pengurus Komisariat telah mengadakan mentoring dan membentuk tim assessment khusus guna membantu penguatan kapasitas calon peserta PKD.
Berbagai metode dan strategi digunakan dalam pembekalan ini, mencakup materi MAPABA, tujuan PMII, Mars PMII, serta fikih ibadah dan bacaan wirid setelah salat. Program ini tidak hanya bertujuan menambah wawasan dan memperkuat praktik ibadah, tetapi juga mengasah pola pikir serta membangun forum silaturahmi intelektual di kalangan kader PMII. Hal ini sekaligus menjadi ajang follow-up pra-PKD guna memastikan kesiapan peserta secara matang.
Selama PKD, para peserta diwajibkan melaksanakan salat lima waktu berjamaah dengan amaliyah dan wirid Nahdlatul Ulama seperti membaca Yasin dan Tahlil serta Tawasul bakda Magrib dan membaca Surah Al-Waqiah bakda Subuh. Selain itu, peserta juga diwajibkan mengikuti salat Tahajud berjamaah sebelum Subuh. Kegiatan PKD pun diawali dengan pembukaan yang dilanjutkan dengan serasehan yang membahas tentang imajinasi kaderisasi, primordialisme, serta pragmatisme di atas tanah yang tercemar.
Pada malam terakhir, diadakan acara Haul untuk memperingati wafatnya Abah Guru Sekumpul Martapura dan Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari beserta 13 pendiri PMII. Harapan dari pengurus komisariat adalah agar proses ini menjadi tempaan mental dan spiritual yang dapat memperkuat progresivitas pergerakan sahabat-sahabati kader Mujahid PMII UINSI Samarinda.
Komitmen PMII Komisariat UINSI Samarinda dalam Mewujudkan Kader yang Berintegritas
Ketua PC PMII Samarinda Sahabat Taufikuddin dalam sambutan bahwa “Sahabat-sahabati calon kader mujahid dalam berPMII sangat penting sangat penting memiliki integritas dalam diri sahabat sekalian sebagai modal awal untuk bergerak secara progresif dan aktif dalam membuka ruang-ruang baru dalam berPMII dan tolong bangga lah dengan PMII selalu share dan tunjukkan bahwa anda semua adalah kader PMII di media sosial masing-masinh jangan pernah malu dengan kata pergerakan Karena selain pergerakan hanyalah kematian”.
Sejalan dengan apa yang disampaikan ketua Komisariat PMII UINSI Samarinda, Arman Maulana menegaskan bahwa PKD bukan sekadar ritual formalitas kaderisasi, tetapi merupakan gerbang awal bagi anggota PMII untuk memperdalam intelektualitas, spiritualitas, serta militansi dalam memperjuangkan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.
“Kami ingin mencetak kader yang tidak hanya cerdas dan progresif dalam pemikiran, tetapi juga memiliki integritas dan komitmen dalam mengaktualisasikan nilai-nilai PMII di tengah masyarakat,” ujarnya.
Para kader yang telah dibaiat diharapkan mampu membawa semangat perubahan, baik di lingkungan akademik, sosial, maupun keagamaan. Dengan pemahaman Aswaja yang kokoh serta visi keislaman yang inklusif, PMII menempatkan kadernya sebagai agen transformasi yang berkontribusi dalam menjaga persatuan bangsa dan memperjuangkan keadilan sosial. Untuk membekali kader PMII dengan keterampilan praksis berbasis teori dan pengetahuan, PKD mencakup berbagai materi penting:
- Aswaja Sebagai Haluan Organisasi PMII
- Nilai Dasar Pergerakan PMII
- Paradigma PMII
- Strategi Pengembangan PMII Berbasis Potensi Akademik dan Orientasi Profesi
- Pancasila dan Sistem Ketatanegaraan Indonesia
- Analisis Sosial dan Rekayasa Sosial
- Analisis Wacana dan Media Representatif Gender
- Analisis Kebijakan Kampus dan Pengelolaan Ruang Strategis Akademik
- Critical Thinking
- Nahdlatun Nisa
- Local Wisdom
Materi-materi ini dirancang untuk memastikan bahwa kader PMII tidak hanya memahami ideologi organisasi, tetapi juga mampu mengembangkan pola pikir kritis, strategi advokasi, serta keterampilan kepemimpinan yang dibutuhkan dalam perjuangan gerakan PMII.
Harapan dan Tantangan Ke Depan
Keberhasilan PKD ke-IV ini bukanlah akhir dari perjalanan, melainkan awal dari tantangan baru bagi para kader dalam mengaplikasikan ilmu dan nilai-nilai yang telah mereka serap selama pelatihan. Mereka diharapkan tidak hanya aktif dalam lingkup internal PMII, tetapi juga berani mengambil peran dalam membangun masyarakat yang lebih beradab dan berdaya. PMII Komisariat UINSI Samarinda berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas kaderisasinya, memastikan bahwa setiap anggota yang lahir dari rahim PMII adalah pribadi yang mampu menjawab tantangan zaman dengan gagasan cemerlang serta tindakan nyata.
Dengan lahirnya 13 Kader Mujahid yang telah dibaiat, PMII optimistis bahwa gerakan intelektual dan sosial ke depan akan semakin solid dan berdaya saing. Sebagai organisasi kaderisasi, PMII harus konsisten meneguhkan eksistensinya sebagai lokomotif perubahan yang tidak hanya berorientasi pada perjuangan akademik, tetapi juga berkontribusi nyata dalam memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Dengan semangat Dzikir, Fikir, dan Amal Shalih, kader PMII siap menjadi pionir dalam menciptakan peradaban yang lebih berperadaban dan berkemanusiaan.
Penulis: Sahabat Hizbul Aulia Indriansyah, Kader PMII Samarinda.
0 Komentar