Warta

Refleksi dan Harapan: Kongres PMII XXI di Palembang

Muttaqin, Alumni PMII Kota Banda Aceh/Foto: Aktivis Autentik
Aktivis Autentik - Sebagai seorang alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang telah menapaki berbagai jenjang kepengurusan, mulai dari Pengurus Cabang (PC) PMII Kota Banda Aceh hingga Pengurus Wilayah Aceh, saya menyambut dengan antusias pelaksanaan Kongres PMII XXI yang akan digelar di Kota Palembang, Sumatera Selatan pada 9-15 Agustus 2024 mendatang. Momentum ini bukan hanya sekadar ajang pertemuan rutin tiga tahunan, namun juga menjadi titik refleksi dan proyeksi masa depan bagi pergerakan mahasiswa Islam di Indonesia (PMII.id., 2024).

Kota Palembang, dengan sejarah panjang peradaban Sriwijaya-nya, menjadi tempat yang sangat simbolis untuk pelaksanaan kongres kali ini. Sebagaimana Sriwijaya pernah menjadi pusat pembelajaran Buddha di Asia Tenggara, kini Palembang akan menjadi pusat pemikiran dan diskusi Islam progresif melalui PMII. Ini menunjukkan bahwa PMII, sebagai organisasi yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU), tetap konsisten dalam menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang inklusif dan mampu berdialog dengan peradaban (NU Online, 2024).

Sebagai seseorang yang pernah menjabat sebagai Ketua I PC PMII Kota Banda Aceh di bawah kepemimpinan Sahabat Nazarullah, saya memahami betul tantangan dan peluang dalam memimpin sebuah organisasi mahasiswa. Kongres PMII XXI ini diharapkan dapat menghasilkan kepemimpinan yang visioner dan mampu membawa PMII ke arah yang lebih progresif, sesuai dengan tuntutan zaman namun tetap berpegang pada nilai-nilai ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an.

Dukungan dari berbagai pihak terhadap pelaksanaan Kongres PMII XXI ini sangatlah menggembirakan. Pejabat Bupati Aceh Timur, misalnya, telah menyatakan dukungan sepenuhnya terhadap acara ini (Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, 2024). Ini menunjukkan bahwa PMII masih dipandang sebagai organisasi yang relevan dan penting dalam konteks pembangunan bangsa. Dukungan ini juga merefleksikan harapan besar masyarakat terhadap peran PMII dalam membentuk generasi muda yang berkualitas dan berkarakter.

Kehadiran tokoh-tokoh penting negara dalam acara ini juga patut diapresiasi. Presiden dan Kapolri dijadwalkan hadir dalam pembukaan Kongres (PMII.id., 2024; Website Resmi Polda Maluku, 2024). Ini bukan hanya menunjukkan pengakuan terhadap eksistensi PMII, tetapi juga membuka peluang dialog langsung antara mahasiswa dengan pemimpin negara. Momentum ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menyuarakan aspirasi dan gagasan progresif demi kemajuan bangsa.

Sebagai alumni yang kini aktif di Ikatan Alumni (IKA) PMII Kota Langsa dan menjabat sebagai Sekretaris Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kota Langsa, saya melihat Kongres PMII XXI ini sebagai kesempatan emas untuk memperkuat jaringan dan sinergi antara PMII dengan organisasi-organisasi serumpun. Kolaborasi antara PMII, NU, dan organisasi-organisasi turunannya seperti ISNU sangat penting untuk memperkuat basis intelektual dan sosial Islam moderat di Indonesia.

Namun, di tengah euforia pelaksanaan Kongres, kita juga perlu introspeksi dan melihat tantangan-tantangan yang dihadapi PMII saat ini. Sebagai organisasi yang lahir dari rahim NU, PMII harus tetap konsisten dalam memperjuangkan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah yang moderat, toleran, dan sesuai dengan konteks keIndonesiaan. Di era digital dan informasi yang sangat cepat ini, PMII dituntut untuk mampu merespons isu-isu kontemporer dengan cepat dan tepat, tanpa kehilangan jati dirinya.

Salah satu isu krusial yang perlu menjadi perhatian dalam Kongres PMII XXI adalah bagaimana memperkuat peran PMII dalam menjaga keutuhan NKRI dan mempromosikan nilai-nilai Pancasila di tengah tantangan radikalisme dan ekstremisme. Pengalaman saya selama berorganisasi di Aceh, sebuah provinsi yang pernah mengalami konflik, membuat saya sadar akan pentingnya peran organisasi kemahasiswaan seperti PMII dalam menjembatani perbedaan dan mempromosikan perdamaian.

Selain itu, isu-isu seperti pengembangan sumber daya manusia, penguatan ekonomi umat, dan peningkatan kualitas pendidikan juga harus menjadi fokus diskusi dalam Kongres. PMII, dengan jaringan yang luas dan sumber daya intelektual yang dimilikinya, memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam isu-isu tersebut.

Kongres PMII XXI juga harus mampu menghasilkan strategi konkret dalam menghadapi era disrupsi teknologi. Bagaimana PMII dapat memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas jangkauan dakwah dan kaderisasi, tanpa kehilangan esensi interaksi langsung yang menjadi ciri khas organisasi ini? Ini adalah tantangan yang harus dijawab oleh generasi PMII saat ini.

Sebagai alumni yang pernah merasakan dinamika organisasi di tingkat cabang hingga wilayah, saya berharap Kongres PMII XXI ini juga membahas strategi penguatan organisasi di tingkat akar rumput. Pengalaman saya di PC PMII Kota Banda Aceh menunjukkan bahwa kekuatan PMII terletak pada soliditas kader di tingkat cabang dan komisariat. Oleh karena itu, strategi pemberdayaan dan penguatan kapasitas pengurus di tingkat bawah harus menjadi salah satu agenda utama.

Lebih jauh lagi, PMII harus mampu memposisikan diri sebagai think tank bagi pemerintah dan masyarakat dalam isu-isu strategis. Dengan basis keilmuan yang kuat dan jaringan yang luas, PMII memiliki potensi besar untuk menjadi sumber gagasan dan solusi bagi permasalahan bangsa. Kongres PMII XXI harus mampu menghasilkan rekomendasi-rekomendasi konkret terkait isu-isu nasional, mulai dari penanganan pandemi, pemulihan ekonomi, hingga penguatan demokrasi dan pemberantasan korupsi.

Tidak kalah pentingnya, Kongres PMII XXI juga harus membahas strategi PMII dalam menghadapi Pemilu. Sebagai organisasi yang independen namun tidak apolitis, PMII harus mampu memainkan peran sebagai pendidikan politik bagi mahasiswa dan masyarakat luas. Bagaimana PMII dapat berkontribusi dalam menciptakan iklim politik yang sehat, mendorong partisipasi politik yang cerdas, dan melahirkan pemimpin-pemimpin muda yang berintegritas?

Sebagai penutup, saya ingin menekankan bahwa Kongres PMII XXI bukan hanya milik peserta kongres atau pengurus PMII saat ini. Ini adalah momentum bagi seluruh kader dan alumni PMII untuk kembali merefleksikan peran dan kontribusinya bagi bangsa dan negara. Sebagai bagian dari keluarga besar NU, PMII harus tetap menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan Islam yang rahmatan lil 'alamin, sesuai dengan semangat Islam Nusantara.

Harapan saya, Kongres PMII XXI di Palembang ini akan menjadi titik balik kebangkitan PMII sebagai organisasi mahasiswa yang progresif, visioner, dan relevan dengan tantangan zaman. Semoga dari Kota Palembang, PMII dapat melahirkan pemikiran-pemikiran segar dan strategi-strategi jitu yang akan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.

Akhirnya, mari kita doakan agar Kongres PMII XXI dapat berjalan dengan lancar dan menghasilkan keputusan-keputusan yang bermanfaat bagi organisasi, bangsa, dan negara. Semoga semangat perjuangan para pendahulu PMII terus menyala dalam diri setiap kader, sehingga PMII akan terus menjadi mercusuar intelektual dan moral bagi bangsa Indonesia. Dari Bumi Sriwijaya, PMII Bergerak, Indonesia Maju!

Penulis: Muttaqin, S.T., M.Cs. adalah seorang dosen di Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Sains Cut Nyak Dhien. Alumni PMII Kota Banda Aceh.

0 Komentar

Cari Sesuatu di Sini

Close