![]() |
Ahmad Zuhdy Alkhariri/Foto: Aktivis Autentik |
Sayangnya banyak tidak tahu mengapa jargon salam pergerakan diteriakkan aktivis PMII. Akibatnya, mereka hanya memikirkan bagaimana kaderisasi PMII harus luas dan mengakar untuk menguasai kampus, tanpa memikirkan makna terdekatnya yang sudah menjadi simbol terpenting bagi PMII sendiri.
Kebanyakkan hanya menanyakan eksistensinya, kemudian sepak terjangnya, serta ideologis jelas-jelas sangat Indonesia sekali, dan masih banyak lagi yang dipikirkan oleh para aktivis PMII penjuru Indonesia bahkan dunia.
Saya berspekulasi bahwa tangan kiri menunjukkan aktivis PMII kecendurungan para pemikir kiri layaknya Hasan Hanafi, Karx Max, Lenin dan lain sebagainnya. Tentunnya ini sejalan apa yang diperjuangkan oleh Mahbub Djunaidi yang banyak belajar dari pemikir-pemikir kiri seperti Tan Malaka, dan Pramoedya Ananta Toer atau disapa Pram. Dan menurut pengamatan saya, kiri melambangkan kecerdasan otak yang dimiliki oleh manusia.
Oleh karena itu, pemikiran kiri memberi senjata rahasia PMII bertahun-tahun. Artinya, tidak berlaku kalau regenerasinya tidak memberikan edukasi pemikiran kiri pada suatu saat nanti. Hakikat jargon salam pergerakan PMII ini adalah bagaimana tangan terkepal kiri digunakan sebagai filosofi pemikir kiri dengan mengabungkan Islam Ahlussunnah wal jamaah.
Namun ada menarik hakikat jargon salam pergerakan tangan terkepal kiri yang saya baca di website PMII Jepara, mengepalkan tangan kiri bagi kader PMII adalah sebuah perlawanan terhadap bentuk kezaliman. Benar sekali melawan kezaliman. Inilah mengapa PMII selalu hadir dalam aksi mengawal persoalan isu-isu yang dialami masyarakat. Kezaliman pemerintah yang dianggap bertentangan pada kegiatan masyarakat.
Simbol perlawanan inilah yang justru membawa PMII sebuah organisasi kritis dan tanggap pada wacana-wacana masyarakat. PMII juga tak mau kalah dengan gerakan GMNI yang sangat condong pada gerakan kiri. Mereka yang sangat setia pada gerakan Marhens atau pendukung Soekarno anti pemerintah otoriter. Atau organisasi lainnya seperti KAMMI, IMM, HMI. Tentunya jargon salam pergerakan juga sangat penting sebagai timbul semangat luar biasa pada tiap tahunnya.
PMII lahir dari segolongan kiai dan tokoh-tokoh pergerakan juga siap untuk meneriakkan keras jargon salam pergerakan pada acara apapun. Apalagi PMII juga mempunyai idelogi Aswaja yang terkenal luas se-Universitas Islam umumnya yakni moderasi beragama (tengah-tengah).
Peran penting PMII tidak berhenti di sini saja, tetapi menjaga Indonesia seutuhnya menjadi PMII tidak hanya eksis di kampus-kampus UIN/IAIN/ Univesitas Islam swasta, namun juga ingin merangkul kampus-kampus umum yang sama sekali tidak paham makna moderasi beragama secara totalitas. Gambaran di atas menandakan sudah seharusnya PMII mampu menghadirkan kembali gerakan kiri yang setiap harinya kita kepalkan. Dan sudah seharusnya pula, kita harus tahu makna serta hakikat jargon salam pergerakan. Yang harus diajarkan regenerasi berikutnya agar merasa bahwa jargon salam pergerakan bukan diteriakkan, melainkan dirasakan dalam hati.
Ini juga membedakan dengan mahasiswa kupu-kupu sepanjang harinya pagi pulang sore hanya berkuliah saja, lalu rebahan dikasur kos penuh inspirasi otak. Kita tidak pernah tahu jargon salam pergerakan akan menghilang 100 tahun kemudian, apabila kita tidak mengamalkan hakikat jargon salam pergerakan. Inspirasi jargon salam pergerakan juga selalu dikenang sebagai nyawa PMII dalam membasmi orang-orang yang tidak memihak pada masyarakat.
Dihafalkan juga pasti lupa pada akhirnya, cuman ingin dikenang aktivis PMII. Perlu juga pentingnya mengkaji lebih dalam mengenai jargon salam pergerakan selanjutnya. Pelan-pelan tapi pasti digerakkan sedikit demi sedikit. Karena sejatinya mahasiswa adalah bagian otak masyarakat yang sudah disebutkan Tri Darma Perguruan yakni sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Salam pergerakan! Dan asah otak untuk memaknai jargon salam pergerakan!
0 Komentar