aktivisautentik.or.id - Mahbub Djunaidi dikenal sebagai kolomnis hebat semasa hidupnya. Kolom-kolomnya (tulisan-red) yang mendalam dan jenaka mengulas apa saja, masalah-masalah sosial, politik, hingga hal-hal remeh sehari-hari.
Dia memang sudah dikenal sebagai aktivis mahasiswa yang tekun menulis, sehingga dia mudah dikenal. Dia adalah seorang wartawan dan sastrawan. Dia salah satu pengurus yang aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada periode Ismail Hasan Metareum. Namun demikian, pada 17 April 1960, Mahbub dan para mahasiswa kader Nahdlatul Ulama (NU) membentuk Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
Mahbub Djunaidi terpilih sebagai Ketua Umum PMII selama tiga periode (1960-1961, 1961-1963, dan 1963-1967). Sebagai pemimpin PMII, Mahbub pernah berdialog langsung dengan Presiden Soekarno di Istana Bogor, meminta agar supaya HMI jangan dibubarkan.
Dalam Sejarahnya, PMII Lahir dari Induk HMI (sejarah yang mana)?
Disamping latar belakangnya lahirnya PMII, sebenarnya waktu itu anak-anak NU yang ada di organisasi lain seperti HMI Merasa tidak puas atas pola gerakan HMI. Menurut mereka (Mahasiswa NU), bahwa HMI sudah berpihak pada salah satu golongan yang kemudian ditengarai bahwa HMI adalah underbow-nya partai Masyumi, sehingga wajar kalau mahasiswa NU di HMI Juga mencari alternatif lain.
Pertentangan ini juga di ungkap oleh Deliar Nur (1987), beliau mengatakan bahwa PMII merupakan cermin ketidak puasan sebagai Mahasiswa muslim terhadap HMI, yang di anggap bahwa HMI dekat dengan golongan Modernis (Muhammadiyah) dan dalam urusan politik lebih dekat dengan Masyumi. Dengan demikian Ide dasar PMII adalah murni dari anak-anak NU sendiri, kemudian harus bernaung di bawah panji NU, keterikatan PMII dengan NU emang sudah terbentuk dan sengaja di bangun atas dasar kesamaan nilai, kultur, bahkan pola berpikir, dan berperilaku.
Sehingga dapat dikatan bahwa PMII lahir bukanlah dari HMI melainkan lahir dari rahim Nahdlatul Ulama (NU).
0 Komentar