Warta

Debat Kandidat PKC PMII Jatim Chapter 2, Gaungkan Keragaman Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat

Debat Kandidat PKC PMII Jatim Chapter 2, Gaungkan Keragaman Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat/Foto: Aktivis Autentik
Aktivis Autentik - Suasana hangat dan penuh semangat menyelimuti Pendopo Kabupaten Pasuruan pada Sabtu, (21/06/2025) malam. Debat kandidat chapter 2 calon Ketua PKC dan Ketua KOPRI PKC PMII Jawa Timur masa khidmat 2025–2027 resmi digelar, membawa tema besar “Keragaman Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat”.

Acara ini menjadi rangkaian penting menjelang Konferensi Koordinator Cabang (Konkoorcab) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur yang rencananya akan berlangsung pada Juli mendatang.

Ketua PC PMII Pasuruan, Ainur Rofiq, dalam sambutannya menekankan bahwa pemimpin PMII ke depan harus siap menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Ia menyampaikan bahwa dinamika zaman menuntut kesiapan mental dan strategi baru dalam mengelola organisasi.

“Tantangan pada zaman kali ini itu sangatlah tidak mudah sahabat-sahabat. Ketika berbicara di zaman teknologi, musuhnya tidak terlihat. Maka harus ada inovasi baru mengenai teknologi,” tegasnya di hadapan para peserta debat.

Menurutnya, realitas kaderisasi PMII hari ini menghadapi tantangan serius di tengah derasnya arus informasi dan budaya pragmatis. “Jangankan di tingkat perkuliahan, sahabat, tingkat SMA ataupun SMP itu sudah mengenal dunia crypto. Jadi pikiran-pikiran SMP SMA sudah pragmatis. Nah, bagaimana PMII itu menguatkan ideologi-ideologi yang ada di PMII,” lanjutnya.

Ainur menilai, jika ideologi organisasi tidak diperkuat, maka kader hanya akan mengejar manfaat jangka pendek dan kehilangan arah perjuangan.

Ia juga menyampaikan kekhawatirannya terhadap menurunnya minat terhadap intelektualitas di kalangan kader.

“Ketika kita hanya mengenalkan nilai-nilai pragmatis kepada adik-adik kita, jadi intelektual itu akan luntur, sahabat,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia berharap para kandidat ketua kali ini memiliki visi besar untuk mengembalikan marwah PMII sebagai organisasi intelektual sekaligus kader pergerakan.

Lebih jauh, Ainur menegaskan bahwa permasalahan-permasalahan ini tidak bisa diselesaikan oleh satu atau dua orang saja. 

“Saya yakin para calon-calon yang di depannya akan diamanahi untuk menjadi ketua PMII Jawa Timur semua bisa mengatasi perihal-perihal seperti ini,” ucapnya penuh optimisme.

Senada dengan itu, Ketua KOPRI PKC PMII Jawa Timur, Zumrotun Nafisah, dalam sambutan reflektifnya mengingatkan bahwa momentum ini bukan hanya soal kontestasi.

“Mari kita jadikan Konkoorcab ini sebagai adu gagasan, bukan sekadar gontok-gontokan,” katanya.

Ia juga menyoroti pentingnya silaturahmi antar kader dan alumni serta membuka ruang evaluasi terhadap kepemimpinan sebelumnya. Tak lupa, ia menyinggung relevansi tanggal pelaksanaan debat ini dengan haul Bung Karno.

“21 Juni ini bukan tanggal kebetulan. Bung Karno pernah menyampaikan Trisakti: berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan. Dan itulah yang kami harapkan bisa digaungkan kembali oleh PMII Jawa Timur.”

Lebih lanjut, Nafisah mengajak seluruh kader untuk kembali membumikan budaya sebagai kekuatan membangun bangsa. Ia menyayangkan bahwa banyak kader PMII saat ini kurang mengenal jati diri bangsanya sendiri.

“Kita ingin PMII mulai kembali mengenal dan membangkitkan semangat kebudayaan sesuai dengan lokalitas daerah masing-masing. Karena siapa lagi kalau bukan kita, anak-anak muda hari ini, yang akan menjadi pemimpin masa depan,” pungkasnya.

Debat ini bukan hanya sarana penyampaian visi dan misi, tetapi juga ruang konsolidasi antar kader lintas cabang, sekaligus refleksi organisasi agar mampu terus berkembang di tengah dinamika zaman. 

Para peserta dan audiens berharap besar agar hasil dari debat ini benar-benar menghasilkan pemimpin yang progresif, dan siap membawa PMII Jawa Timur menuju wajah baru yang lebih kuat dan kolaboratif. 

0 Komentar

Cari Sesuatu di Sini

Close