![]() |
PMII Surakarta Angkat Isu Perkotaan dan Peran Anak Muda dalam Harlah ke-65/Foto: Aktivis Autentik |
Sebagai puncak kegiatan dipungkasi dengan diskusi yang dipantik oleh Dr. Akhmad Ramdhon, yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (LAKPESDAM) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surakarta. Diskusi yang dilaksanakan pada (25/04/2025) mengangkat tema “Isu Perkotaan: Bagaimana Peran Anak Muda?”.
Acara diskusi ini dibuka dengan sambutan dari KH. M. Mashuri. selaku Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Surakarta dan Majelis Pembina Cabang (Mabincab) PC PMII Surakarta. Beliau berpesan kepada kader PMII, khususnya di wilayah Kota Surakarta, untuk terus menjaga semangat pergerakan sebagai intelektual Nahdlatul Ulama.
“Setelah menjadi alumni, para kader harus terus merawat jaringan yang telah dibangun demi kebermanfaatan organisasi dan masyarakat,” kata KH Mashuri.
Setelah sambutan dan doa bersama, pemantik yang juga berprofesi sebagai Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) memulai diskusi dengan mengulas kembali pembangunan di Kota Surakarta. Menurut beliau, rekonstruksi pembangunan Kota Surakarta terjadi pasca-jatuhnya Orde Baru, di mana pada saat itu terjadi kerusuhan sosial melanda di berbagai wilayah dan salah satunya terjadi cukup parah di Kota Batik ini.
Arah pembangunan yang cenderung sentralistik mengakibatkan Kota Surakarta seakan menjadi kota metropolitan bagi wilayah Subosukowonosraten (Solo Raya). Arus urbanisasi yang tidak terbendung mengakibatkan penumpukan penduduk dan memunculkan masalah multidimensional.
Dalam diskusi tersebut, kader-kader PMII mencoba menginventarisasi isu-isu yang terjadi dalam dinamika bermasyarakat di Kota Surakarta. Di antaranya adalah permasalahan kemiskinan 8,31 persen atau sebanyak 43,28 ribu orang (BPS 2024), permukiman ilegal (illegal settlement), kawasan kumuh (slum area), minimnya Ruang Terbuka Hijau (RTH), organisasi masyarakat (ormas) dan radikalisme, pengelolaan sampah dan banjir, air bersih dan sanitasi, serta berbagai isu lainnya.
Kesimpulan dari diskusi yang berlangsung kurang lebih selama 3 jam ini adalah mengenai peran kaum muda kota, khususnya kader PMII. Kaum muda dan juga mahasiswa sebagai agen perubahan (agent of change) harus kritis dalam melihat permasalahan yang terjadi serta dapat berhimpun untuk menyuarakan hal-hal yang seharusnya disadari oleh pemerintah kota.
Kaum muda harus mengambil bagian sebagai mitra kritis strategis bagi Pemerintah Daerah sebagai bentuk pengawasan dan penyeimbangan (check and balance) terhadap kebijakan publik, baik yang sudah dijalankan maupun yang akan dirumuskan. Kaum muda juga harus adaptif dan inovatif dalam melihat perubahan bentuk ekonomi yang mendorong kemajuan usaha skala kecil dan menengah.
Penulis: Ubaidillah Imam Suhardi, Wakil Ketua 1 Bidang Internal PC PMII Surakarta.
0 Komentar