Warta

Argumentasi Annisa Chhoirunnisa Mengenai Pelecehan Seksual

Annisa Choirunnisa/Foto: Aktivis Autentik
Aktivis Autentik - Pelecehan seksual menjadi topik yang selalu hangat pada setiap regenerasinya baik muda, remaja dan tua pun bisa terkena dampaknya. Hal itulah yang menjadikannya sebagai rasa ketakutan luar biasa terhadap laki-laki dan perempuan. Sebagai contoh kasus beberapa bulan lalu tentang seorang pengasuh pengasuh pondok pesantren melakukan hal yang senonoh terhadap santriwatinya, guna melampiaskan hasratnya. Ada juga kasus seorang ibu memperlakukan anaknya secara paksa untuk melakukan pelecehan seksual, akibatnya anak tersebut merasa trauma luar biasa. 

Paling ngerinya lagi setahun yang lalu kasus pelecehan seksual di kampus dialami mahasiswi dengan dosennya, dengan alasan menginginkan nilai dari dosennya. Realitas paling dekat pun juga dialami oleh sahabat karib saya bernama Nisa terintimidasi oleh dosennya. Dan masih banyak fenomena-fenomena sering kita jumpai, tapi tidak sadar bahwa apa yang dilakukannya adalah pelecehan seksual. Tentunya ini menjadi pekerjaan berat untuk semua kalangan termasuk seorang mahasiswa sekalipun. 

Saya teringat membaca sebuah tulisan oleh sahabati Siska Dwi Purwanti melihat temannya yang lulus SMA nikah siri, dan ternyata dia sudah beristri. Gambaran ini juga mengajak kita sudah harus berpikir sehat dan bisa mengontrolisasi keadaan dengan berkedok seorang pemimpin (aktivisautentik.or.id). Kebanyakan masih mengunakan nafsunya untuk terus menabrak berbagai situasi. Tidak hanya itu, ada juga yang sengaja memegang kemaluan entah perempuan atau laki-laki dengan alasan tidak apa-apa, hanya sesama teman. 

Dan ini disadari betul oleh Nisa alumni PMII Komisariat Raden Mas Said, asli Wonogiri banyak menerima tantangan luar biasa pada kehidupan lingkungan kampusnya. Nisa juga sangat menyoroti permasalahan ini sangat serius yang dialami oleh mahasiswi-mahasiswi pada umumnya. Khususnya juga aktivis PMII yang banyak melakukannya. Adapun penjelasan Nisa mengenai pelecehan Seksual pada PMII sebagai berikut:

Pemikiran harus dikontrol

Seorang kader PMII bila tak bisa mengontrol pemikirannya maka akan lepas buas tanpa memikirkan efek sampingnya. Bagi Nisa pemikiran harus diimbangi hawa nafsunya, semakin memiliki pula hasrat pemikirannya tak mampu terbendung (Kuliah Al-Islam.com). Pandangan ini sangat relevan dan masih banyak yang melakukannya. Pemikirannya pun juga macam-macam melihat perempuan cantik dan seksi, laki-laki ganteng dan sispek, sehingga tidak mampu mengontrol sifat dirinya sendiri.

Tidak hanya perempuan saja, bahkan seorang laki-laki pun akan merasakan dampaknya. Kalau tidak benar-benar dikendalikan maka celaka sudah. Hal ini yang juga cenderung terpengaruh oleh faktor lingkungan, keluarga, atau sahabat-sahabatnya. Kalau memang tidak bisa dibendung, maka bisa konsultasikan dengan orang yang paham mengenai bahayanya pelecehan seksual. Biasannya nanti akan mengarahkan lebih dari sekadar main-main. Pasti melakukannya dengan baik kalau hal ini dilakukan serius. Akan tetapi jika hanya dilakukan sekadarnya, artinya hanya mendengar tanpa mengamalkan, maka sama saja nasehatnya menjadi sia-sia. 

Penampilan Baik dari Segi Bentuk Badan dan Pakaian

Pakaian yang kita gunakan tentu juga harus diperhatikan terlebih dahulu apabila mau berdamping dengan siapapun, lebih-lebih kepada lawan jenis. Bisa jadi menurut pemikiran mereka, seakan-akan sebagai pelampiasannya, dan juga buruk untuk mereka. Agar bentuk badan pun tidak terlalu ketat. Karena keduanya sangat memengaruhi gerak-gerik kita setiap waktunya. Nisa pun juga menekankan tersebut agar kader tak mudah dimanjakan oleh lawan jenis. 

Bagaimanapun kalau hal yang dianggap ini tidak diperhatikan, dan hanya bersikap apatis, tetap saja predator-predator akan selalu mengunakan waktunya untuk bersiap memangsanya. Hal ini berlaku kepada semua kalangan laki-laki maupun perempuan. Menurut saya usianya sekitar 17-20an yang sering mengalami hal ini. Para predator juga tak akan puas kalau kitanya tidak mau mengontrolnya dengan baik. Bisa kalian lakukan hal-hal cuek, dan biasanya, ketika ia mendekat kita menjauh dan mencoba berpura-pura ada acara.

Begitulah pandangan Annisa Choirunnisa yang disapa Nisa pentingnya 2 poin ini untuk kehidupan kita selaku aktivis PMII. Nisa juga memberi pelajaran kita bahwa harus berhati-hati dalam mendekati lawan jenis, serta memperhatikan sisi negatifnya demi tertatanya kehidupan. Nisa pun juga sangat menyoroti pentingnya keadilan pada diri kita masing-masing. Supaya hak-hak kita tersampaikan dengan baik dan benar sesuai hak asasi manusia.

0 Komentar

Cari Sesuatu di Sini

Close